Social Icons

Pages

Rabu, 14 Maret 2012

"Saat JIWA tidak lagi IKHLAS dengan warna RAGA"


Bagaimana rasanya saat jiwa kita sakit?
Saat jiwa kita tak lagi berbentuk?
Saat jiwa kita terasa luluh lantak?
Saat jiwa kita seolah tidak ada?
Saat jiwa kita seolah tidak dalam raga?
Saat jiwa kita tidak lagi mau berbungkus raga?
Saat jiwa kita tidak lagi IKHLAS dengan warna raga?

Tanya-tanya seperti itu sulit untuk dijawab apalagi deskripsikan dengan clear dan detail. Jikapun harus, mungkin membutuhkan ratusan, ribuan bahkan jutaan lembar kertas, itu pun tidak cukup!

Semua hanya bisa dijawab dengan rasa kita. Rasa jiwa - rasa hati. Telusurkan pada jalur didalam diri, tidak pada raga. Karna untuk menjawab semua itu memerlukan kedalaman & kejujuran. Sedangkan raga seringkali berdusta.

Untuk setidaknya bisa meraskan bagaimana tanya-tanya tersebut terjadi dalam hidup ini, mengunjungi RSJ (Rumah Sakit Jiwa), adalah salah satu cara. Menemui para penderita psikotik dengan berbagai bentuk & latarbelakang. Menatap, berdialog, dekat dst dengan mereka akan membawa kita pada zona lain yang tidak pernah terpikirkan oleh masyarakat pada umumnya. Zona & warna kehidupan yang berbeda, asing & teralienasi, namun kental & pekat pada beberapa sisi.

Dan saat mereka dinyatakan sembuh oleh RSJ pun, sebenarnya sinkronisasi jiwa & raga nya belum tuntas. Karena indikator sembuh dari RSJ yang paling nyata adalah mereka sudah "tenang". Mereka tidak lagi mengamuk atau histeria atau bentuk kekambuhan-kekambuhan lainnya. Kondisi "tenang" mereka pun ditunjang oleh obat-obatan psikotik. Dengan proses penyembuhan, terapi serta pangaturan dosis, dst, toh mereka masih terus membutuhkan obat-obatan. Seringkali juga mereka masih kambuh-kambuhan, dan obat penenang menjadi solusi cepat. Pada konteks tertentu, tenangnya mereka juga memberikan ketenangan kepada terapis-medis :) Disinilah perbedaan batas versi sembuh antara medis & sosial. Versi kami di bidang sosial, kesembuhan mereka tidak terletak pada "mereka sudah tenang", tapi kepada keberfungsian sosial mereka sebagai individu, anggota keluarga & masyarakat. (mesti diakui, ini pekerjaan yang sangat berat...)

Untuk itulah perlu upaya rehabilitasi yang berkesinambungan & komprehensif terhadap mereka pasca RSJ / medis. Beberapa pertanyaan berikut menjadi missing link dalam penyembuhan mereka pasca RSJ:

1. Apakah mereka siap bergabung kembali dengan keluarganya, dan keluarganya siap menerima (juga support) dengan keberadaanya?
2. Bagaimana penerimaan masyarakat terhadap mereka? Apakah mereka siap kembali bergabung dengan masyarakat & aktivitas-aktivitasnya?
3. Kesiapan & perbekalan apa yan dimiliki mereka pasca pengobatan untuk bisa diterima & beraktivitas sebagai anggota keluarga dan masyarakat, normally dengan ukuran standar saja.
4. Apakah keluarga dan masyarakat sudah dipahamkan terkait eksistensi/keberadaan mereka?

dan sederat pertanyaan lain.

Realita selalu menunjukkan bahwa semua itu memang missing*.

Kementerian sosial memiliki kepedulian terhadap konteks ini. Pelayanan/rehabilitasi sosial kepada mereka pasca RSJ dalam istilah Kemensos adalah Rehabilitasi Sosial bagi Penyandang Eks psikotik.

Metode dan langkah-langkah/tahapan-tahapan rehabilitasi sosial sebagai pedoman telah disiapkan oleh Kemensos. Tools dll juga telah disiapkan. Selanjutnya keberhasilan rehabilitasi tergantung pada integritas & kreativitas kita dalam bekerja, menterjemahkan teori & konsep pada fakta lapangan/client yang ditangani.

Intinya bagaimana menjadikan mereka kembali berfungsi secara sosial, normally, atau setidaknya lebih baik & semakin baik.

Mengunjungi, apalagi ikut melayani para psikotik & eks psikotik, akan membawa kita pada pemahaman & perasaan untuk bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan di awal tulisan ini, pemahaman yang lebih dalam lagi.. :)

to be continue..

NK for "Earth Hails"

Tidak ada komentar: