Social Icons

Pages

Rabu, 01 April 2015

KONTEMPLASI 3.21-22


Pada kesadaran substansi, adalah nyata bahwa semua kejadian memiliki tujuan. Termasuk kejadian penderitaan, seperti kehancuran hati, kepedihan, dst, itu semua memiliki tujuan. Memberikan sebuah "sign", bahwa ada yg tidak beres, sekaligus mmberikan peringatan utk segera melakukan perubahan-perubahan.
Begitu juga ketika jiwa dipenuhi emosional & keterbakaran, mengisyaratkan kita utk segera menjauhkan diri dari situasi tersebut, sembari terus melakukan pembenahan internal.
Kita diarahkan utk mampu melepaskan segala keterikatan kontraproduktif, paradoksitas & pengingkaran yg berulang berputar pada labirin dusta. Dan penderitaan merupakan bentuk pelepasan dgn cara paksa. Seperti misalnya/sebagai contoh, ketika subject yg bernama 'kekasih' menyakiti kita berulang-ulang. Semakin sering tersakiti dan semakin besar rasa sakit, serta keberulangan yg smakin konsisten, maka adalah fitrah, ketika contoh wujud keduniaan tsb hanya semakin membawa pada keinginan utk lepas & "berhenti".
Keterikatan paradoksitas & kontradiktif menimbulkan rasa sakit yg semakin besar dan dalam. Merobekkan luka yg menganga lebar serta menjalarkan infeksi jiwa yg tdk berkesudahan..
Hanya dengan merubah keterikatan terhadap wujud dunia kepada keterikatan terhadap Tuhan lah yg akan menjadi penawar total dan massif. Untuk kemudian dari situ berangkat utk melakukan perubahan-perubahan dengan sepenuh upaya, yg hanya bisa dilakukan oleh diri kita sendiri. Sebagaimana Firman Allah SWT di 13: 2, yg menyatakan bahwa: " Sesungguhnya Allah tdk mengubah keadaan suatu kaum, kecuali kaum itu sendiri yg mengubah keadaan yg ada pada diri mereka sendiri".
Karena setelah trjebak kedalam bentuk kekecewaan & kekoyakkan hati, akan membawa kita pada kesadaran yg mendalam, mampu melihat dengan gamblang dan jernih, yg menggerakkan aliran darah, logika-pikiran, serta setiap denyut nadi dan sel-sel dalam tubuh, bahkan setiap hela nafas utk bergerak menjauh atau menghancurkannya sekalian dengan/sebagaimana pola "hancur" dari 'subject' tadi mmperlakukannya sesuai kehendak & kemauan personalnya saja.
Demikianlah sistematika causalitas berlaku sebagai irisan ataupun leburan antara kekecewaan dan kesadaran..
Semoga kita semua dijauhkan dari keadaan penderitaan tsb dan dari karakter "subject" spt tersebut diatas.
Salam,
nk - "Earth Hails"
READ MORE - KONTEMPLASI 3.21-22

Paradoksitas & Kontradiksi


Saat harapan/do'a beroposisi dengan aplikasi perilaku & tindakan, itulah realitas pada keseharian kita di zaman modern ini.
Dekatkan saya dgn tata etika Tuhan, tapi jgn jauhkan saya dari baju seksi, ketat dan gaul.
Berikan saya karunia Tuhan yg tak berbatas, tapi pastikan juga karier saya & pergaulan bergengsi selalu meliputi saya.
Bersyukur atas hidayah/taufik utk mampu berjilbab, tapi jgn jauhkan saya dari penampilan cantik, menggoda, modern, supel gaul dengan lawan jenis, dan bisikan pujian bhwa saya sensual.
Bersyukur atas keimanan utk selalu sholat, mengaji, dll. Tapi jangan jauhkan saya utk selalu peroleh sisa anggaran berlebih, peluang korupsi, dan rasa hormat orang terhadap jabatan saya.
Alhmdulillah saya menguasai ilmu agama, seringkali dijadikan imam sholat, khutbah dan memimpin do'a. Tapi jgn jauhkan saya dari karir jabatan, uang tips, proyek & kegiatan meski harus abai terhadap nilai-nilai keagamaan itu sendiri.

Disadari atau tdk, keseharian kita adalah wujud paradoksitas & kontradiktif yg sangat nyata.
"Dan apa saja musibah yg menimpa kamu adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, ......." (42: 30)

nk - "Earth Hails"
READ MORE - Paradoksitas & Kontradiksi

CITA CHAPTER 1516

Suatu saat kelak
Ketika angin fajar menerpa
Sejuk & kosong
Gemericik air di parit
Air mata Ibu masih belum kering
Tanah & langit bersolek
Wajah itupun msh tertunduk
Sayu pada binar yg hampir binasa
Semua kenangan
Kesenangan & perjuangan
Kepedihan & harapan
Serta cita..
Dan sungguh,
Kibar merah putih
Tak pernah padam
Di dada & nurani
Pagi msh terus bersolek
Langkahku terus membara
Pada negeri di ujung cakrawala
Barat-utara..
Dan hormatku,
Untuk tanah ini
Yang memberiku bunga
Juga selaksa lara..

nk - "Earth Hails"
READ MORE - CITA CHAPTER 1516