Social Icons

Pages

Kamis, 15 Maret 2012

Menengok Liberalisme lagi


Liberalisme, liberalisasi, liberalis, menunjukkan paham - aktivitas - dan pelaku/pengikut. Liberal, suatu bentuk & keadaan yang mendasarkan diri pada paham 'kebebasan', menujukkan ke-modernan. Istilah "freedom" menjadi gelora dari aktivitas - sepak terjangnya. Revolusi Perancis menjadi salah satu tonggak konkret penggedor kebebasan dengan semboyannya 'liberty, egality, fraternity'. Cermati susunan kata-katanya, menempatkan "liberty" atau kebebasan sebagai yg pertama, setelah itu baru "egality" dan "fraternity" / persamaan dan persaudaraan. Artinya kebebasan dulu baru ada persamaan dan persaudaraan. :)

Tidak heran ketika agama pun mesti mengikuti gelora liberalisme/kebebasan ini. Menjadi terbalik. Karena agama tidak mewakili semangat kebebasan, malah banyak membatasi (kata mereka..). Agak bijaknya berupaya mensinkronkan antara agama dengan paham kebebasan. Bukan mensinkronkan kebebasan dengan yang dikehendaki nilai-nilai agama. Sebagai penghromatan dan fitrah manusia membutuhkan tempat menggantungkan diri pada yang kuasa/dewa dan sejenisnya, maka agama tetap ada, hanya sebatas 'ritual'..aktivitas transendental - vertikal, tidak pada horizontal. Muncullah dogma memisahkan agama dari kehidupan bernegara dan atau kehidupan antar manusia / horizontal. Agama hanya bersifat personal/private antara individu manusia dengan Tuhan nya.

Saat ini tidak sulit menemukan bentuk-bentuk keluaran/output dan uga outcome dari paham kebebasan/liberal ini. Bahkan paham ini memberikan kebanggaan-kebanggaan, perasaan hebat dst dari para pengikut nya, atau pengagum nya. Keluar dari rumah kita sekian meter, menengok ke kanan atau kiri atau menatap ke depan dst, warna warni paham tersebut sangat mendominasi. Baik dalam bentuk tampilan, tindakan-perliaku, dst. Celakanya, tapi nyata, para pengagum dan pengikut paham ini adalah usia-usia produktif, usia remaja, pemuda-pemudi. Kemudian akan semakin terbelalak lagi kita, sekarang-sekarang ini para cikal bakal penerus, alias usia anak-anak pun telah terwarnai, berwarna dan memiliki kebanggaan pada paham ini, dengan bentuk-bentuk pola pikir, perilaku, dll.

Artinya, yang tidak mendominasi alias tidak berwarna paham liberal sangat sedikit. Dan mereka seperti orang-orang asing atau terasingkan secara sistem kemasyarakatan maupun kenegaraan. Dianggap nyeleneh, aneh, bodoh, kampungan, katro, dan istilah-lain yang menunjukkan 'rendah'.

mulai mengantuk, to be continue..

NK-"Earth Hails"

Tidak ada komentar: