Social Icons

Pages

Minggu, 28 Oktober 2012

Kita tidak Memiliki "Siapapun" dan "Apapun" (part 1)

Riangnya kita saat bisa memiliki apa yang kita inginkan, baik itu berupa harta benda, seseorang, juga sesuatu yang tidak kasat mata seperti perasaan dst. Kita bisa memiliki sepeda motor, mobil, rumah sederhana, rumah mewah, peralatan rumah tangga, laptop, handphone, dll. Kita juga bahagia bisa memiliki perasaan rindu, cinta, kasih sayang kepada seseorang, dan semakin senang bisa memiliki seseorang tersebut. Kita juga memiliki perasaan bangga sebagai lulusan terbaik Universitas hebat misalnya, juara di bidang olah raga, seni, kecerdasan, dll. Sampai pada satu titik, kesadaran bahwa ternyata semua itu tidak lah benar-benar milik kita. Kapanpun, dimanapun, semua itu bisa pergi, hilang begitu saja. Semua itu memiliki keterbatasan waktu kepemilikian, baik karena situasi-kondisi, malah juga karena menurunnya rasa bangga, atau hal tersebut tidak lagi jadi kebanggaan seiring waktu yang berjalan, kejenuhan, kebosanan,dan berbagai faktor/aspek yang menyebabkannya. Berujung pada kesadaran, bahwa semua hanyalah pinjaman semata, semua adalah milik dari Sang Maha Pemilik. Apapun dan Siapapun yang kita miliki, adalah tidak sama sekali kita miliki. Bahkan, kita tidak memiliki kuasa apapun terhadap semua itu, tidak mampu memaksakan apapun, menyarankan apapun, membentuk apapun & bagaimanapun. Semua sangat-sangat terbatas. Jikapun harus ada kata kepemilikan didunia ini, maka semua itu milik dari diri mereka sendiri. Saat kita memiliki seorang terkasih, maka kita bukanlah pemilik, seseorang terkasih itulah pemilik dirinya sendiri, bukan kita. Dan selebihnya tentu milik Sang Maha Pemilik. Betapa kita berada pada posisi rentan jika kita merasa "memiliki". Kita akan banyak dibenturkan pada kenyataan-kenyataan mengecewakan, menyakitkanan, membuat amarah, ketidakberdayaan dll, yang hanya menjadikan diri kita sangat frustrasi karenanya. Dengan semua proses pembelajaran, pengalaman hidup, nilai-nilai dst, mengarahkan pada situasi & posisi dimana sebaiknya kita tidak merasa memiliki apapun & siapapun. Dan pada proses selanjutnya, kitapun tidak merasa dimiliki oleh siapapun & apapun. Sehingga kita menjadi individu-individu yang sadar akan sakit, kecewa, dst untuk belajar menjadi lebih paham akan hakikat-hakikat. Masing-masing akan saling menjaga, tepaselira, dalam kepahaman-kepahaman tersebut. Sesuatu apapun akan bertimbal-balik, aksi dan reaksi, dst. Semua menyadarkan kita betapa terbatasnya kita. Namun sangat indah ketika semua itu menjadi konstelasi koreksi untuk hati-hati dalam segala hal, konsisten, penggenggaman yang sebenarnya dst. Tidak asal, sesukanyam situasional dst. Menjadikan kita untuk sangat menghargai setiap ucapan, setiap tindak, dll dengan setiap konsekuensinya. Sebuah keseimbangan dan keselarasan hidup yang luar biasa.. NK - "Earth Hails"
READ MORE - Kita tidak Memiliki "Siapapun" dan "Apapun" (part 1)